PT. Sumba Wahana Prima Usaha perusahaan yang bergerak di bidang budidaya tanaman obat, terutama tanaman obat asli Indonesia. PT. Sumba Wahana Prima Usaha berkomitmen untuk menjadi produsen dan supplier bahan tanaman obat tradisional yang terstandard sesuai peraturan dan ketentuan BPOM RI tentang bahan tanaman obat tradisional yang terspesifikasi.
Dalam usaha untuk budidaya dan menghasilkan simplisia sebagai bahan baku obat tradisional, PT. Sumba Wahana Prima Usaha dilengkapi dengan sarana:
(1) Laboratorium kultur jaringan yang cukup memadai
(2) Pembuatan komposting
(3) Pembuatan pupuk cair
(4) Sarana pembibitan
(5) Lahan budidaya yang cukup luas
(6) Sarana pasca panen sehingga simplisia memenuhi ketentuan BPOM RI sehingga siap disimpan, didistribusikan dan diproses lebih lanjut
(7) juga didukung dengan SDM yang ahli di bidangnya
PT. Sumba Wahana Prima Usaha mempunyai tujuan yang selaras dengan program pemerintah, diantaranya:
(1) Melestarikan budaya obat tradisional
(2) Menjaga keanekaragaman hayati, khususnya tanaman obat
(3) Menjaga lingkungan dengan mengutamakan budidaya secara organik
(4) Turut serta dalam meningkatkan perekonomian rakyat dengan kerjasama dengan petani binaan dalam budidaya dan rantai pasok tanaman sebagai bahan baku obat tradisional.
PT. Sumba Wahana Prima Usaha dalam kegiatan budidaya tanaman obat tradisional sudah didukung oleh sarana laboratorium kultur jaringan dan nursery yang memadai, laboratorium sudah dilengkapi oleh peralatan-peralatan yang cukup dan ditunjang SDM yang ahli di bidangnnya. Beberapa sarana pendukung laboratorium kultur jaringan yang sudah kami miliki :
(1) Gedung khusus untuk penelitian pembibitan dan kultur jaringan
(2) Laminar Air Flow
(3) Inkubator Statis
(4) Sheker inkubator
(5) Autoclave laboratoris standard
(6) pH meter
(7) Magnetic Stirrer
(8) Timbangan Analitik
(9) Microwave
(10) Refrigator
(11) Oven
(12) Berbagai jenis alat ukur dan gelas
(13) SDM yang ahli di bidangnya.
Laboratorium Kultur Jaringan dan Nursery bertujuan untuk sarana BCAL dapat menghasilkan bibit tanaman obat yang baik dan berkualitas sehingga diharapkan mampu menghasilkan simplisia yang memenuhi standard untuk bahan baku obat tradisional untuk diproses lebih lanjut.
Budidaya
Budidaya tanaman obat pada hakekatnya adalah suatu cara pengelolaan sehingga suatu tanaman obat dapat mendatangkan hasil tinggi dan bermutu baik. Keadaan ini bisa terjadi jika tanaman dapat tumbuh pada lingkungan yang sesuai, antara lain pada kesuburan tanah sepadan, iklim yang sesuai dengan teknologi tepat guna.
Tahap pembudidayaan tanaman dilakukan sebagai berikut :
1. Pengelolaan tanah
2. Pembibitan/Persemaian
3. Penanaman
4. Pemeliharaan tanaman
5. Pemungutan hasil ( panen)
Composting
Composting merupakan proses biodegradasi bahan-bahan organik yang terdapat dalam sampah/limbah. Melalui sebuah aktivitas mikrobiologis selama proses composting, bahan-bahan organik dirombak ke bentuk yang lebih stabil berupa bahan-bahan humus dan bersamaan dengan proses tersebut terbentuk panas sebagai hasil samping perombakan bahan patogen.
Nurseri / Pembibitan
Persemaian (Nursery) adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih (atau bagian lain dari tanaman) menjadi bibit/semai yang siap ditanam di lapangan. Kegiatan di persemaian merupakan kegiatan awal di lapangan dari kegiatan budidaya karena itu sangat penting dan merupakan kunci pertama di dalam upaya mencapai keberhasilan penanaman bahan obat tradisional.
Pengolahan Pasca Panen
Pengelolaan pascapanen tanaman obat perlu dilakukan secara hati-hati. Pengelolaan pascapanen meliputi kegiatan penyortiran, pencucian, pengolahan hasil (pengupasan kulit serta pengirisan), pengeringan, pengemasan, sampai pada penyimpanan.
Adapun tujuan pengelolaan pascapanen tanaman obat dapat dirangkum sebagai berikut :
1. Mencegah kerugian karena perlakuan prapanen yang tidak tepat.
2. Menghindari kerusakan akibat waktu dan cara panen yang tidak tepat.
3. Mengurangi kerusakan pada saat pengumpulan, pengemasan, dan pengangkutan saat pendistribusian hasil panen.
4. Menghindari kerusakan karena teknologi pascapanen yang kurang tepat.
5. Menekan penyusutan kuantitatif dan kualitatif hasil.
6. Terjaminnya suplai bahan baku produksi tanaman obat meskipun tidak pada musimnya.
7. Pengolahan limbah yang dapat memberikan nilai tambah bagi produsen simplisia, contoh sisa-sisa hasil pengolahan simplisia untuk pembuatan pupuk kompos.
8. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya alam dan menjamin kelestariannya.