Jamur Dewa Memiliki 99,4% Efek Anti Kanker

Jamur Dewa (Agaricus blazei Murill)

Jamur dewa anti kanker selain dikenal mempunyai gizi yang tinggi, juga mengandung sejumlah besar vitamin B1 (Thiamine), B2 (Riboflafin), Vitamin C (As. Askorbat), Protein, dan Serat. Dari tingginya nilai gizi tersebut jamur juga sangat rendah kalori, dan rendah kolesterol sehingga sangat cocok untuk digunakan sebagai konsumsi kesehatan. Kandungan nutrisinya yang tinggi, aman dikonsumsi dan dampaknya yang sangat signifikan dalam perbaikan kesehatan, sehingga dimanfaatkan sebagai suplemen (obat) kesehatan. Beberapa jenis jamur yang telah dinyatakan aman dikonsumsi dan terkenal akan manfaatnya di dunia kesehatan adalah Agaricus blazei, Grifolia frondosa, Hericium erinaceus, Phellinus linetus, Ganoderma lucidum, dan lainnya. Jamur-jamur tersebut dikenal luas karena khasiat imunomodulator, hepatoprotektif, antioksidan, antikanker, antidiabetes, dan antimikroba-nya.
Dalam studi terkait antikanker, jamur mengandung komponen yang poten dalam penghambatan dan pengobatan kanker. Komponen tersebut adalah polisakarida β (Beta) Glucan yang paling banyak ditemukan kandungan dan kadarnya pada dinding sel jamur.  Polisakarida yang ada pada jamur tidak secara langsung menyerang sel kanker namun dengan mengaktifkan dan meningkatkan respon imun untuk menyerang sel kanker. Senyawa polisakarida yang diketahui menjadi komponen aktif utama dalam peran antikanker adalah 1,3 β (Beta)-D Glucan dan 1,6 β (Beta)-D Glucan. Satu diantara genus jamur tersebut yang terkenal akan tingginya kandungan 1,3 β (Beta)-D Glucan dan 1,6 β (Beta)-D Glucan adalah (Agaricus blazei Murill) dari genus Agaricus (S Patel et al, 2011).
Agaricus blazei Murill atau dikenal dengan nama Jamur Dewa berpotensi dan berkhasiat sebagai alternatif penyembuhan bagi penderita kanker, kista, tumor, dan leukimia. Jamur Dewa memiliki efek sitotoksik dan efek anti-kanker yang lebih baik bila dibandingkan dengan jenis jamur yang lain.

Hasil Penelitian Jamur Dewa Anti Kanker (Agaricus blazei Murill)

Hasil penelitian Shahirah et al, (2014) tentang komparasi efek sitotoksik pada 3 jenis jamur yang umum digunakan dalam pengobatan tradisional yaitu Agaricus blazei Murill (Jamur Dewa), Grifola frondosa (Maitake) dan Hericium erinaceus (Jamur Surai Singa) menunjukan beberapa perbedaan yang signifikan. Aktivitas sitotoksik terkuat yang terdeteksi adalah pada ekstrak air Agaricus blazei Murill dengan nilai IC50 1,7  mg/ml. Sedangkan Grifola frondosa  dan  Hericium  erinaceus tidak menunjukkan efek sitotoksik. Dalam ekstrak metanol, ketiga jamur ini menunjukkan efek antiproliferatif, menghambat setidaknya 25% proliferasi sel normal pada 2mg / mL.

Keunggulan Jamur Dewa Anti Kanker (Agaricus blazei Murill)

Keunggulan lain Jamur Dewa dibanding jamur lainnya yaitu Jamur Dewa (Agaricus blazei Murill) menghasilkan nilai total recovery dan efek antikanker tertinggi dibandingkan dengan jamur lain yang diteliti yaitu 99,4% (Beth M. Ley, et al 2001). Tabel berikut menunjukkan hasil penelitian sifat anti kanker beberapa jenis jamur  yang dilakukan pada hewan coba.Sumber : Universitas Farmasi Tokyo, Laboratorium Pusat Kanker Nasional, dalam buku Discover the Beta Glucan Secret!, Medicinal Mushrooms for Immune Enhancement: Agaricus Blazei Murill, 2001.

Budidaya Jamur Dewa Anti Kanker (Agaricus blazei Murill)

Saat ini Jamur Dewa selain dibudidayakan di Jepang, Brazil, Korea, dan Amerika Serikat, juga sudah dapat dibudidayakan di Indonesia yaitu PT. Agaricus Sido Makmur Sentosa (ASIMAS) yang berlokasi di kebun penelitian dan budidaya   tanaman   herbal   Lawang,  Malang,  Jawa  Timur. Satu-satunya perusahaan dan yang pertama kali dapat membudidayakan Jamur Dewa di Indonesia. ASIMAS dalam membudidayakan Jamur Dewa memanfaatkan alam dan teknologi  sehingga  benar – benar  berhasil secara  baik  tanpa menggunakan bahan kimia apapun. Dengan demikian dapat dijamin bahwa produk yang dihasilkan benar-benar organik, hygenies dan terjaga kualitasnya. Budidaya Jamur Dewa di ASIMAS menggunakan bibit murni yang di peroleh langsung dari daerah asalnya di Pieadade, Brazil dan dikembangkan dengan kultur jaringan untuk menjamin keaslian dan kesamaan khasiat  Jamur  Dewa.  Budidaya  Jamur  Dewa  yang dikembangkan oleh ASIMAS pada awalnya memang sulit karena pengaruh faktor alam, namun atas ketekunan serta penelitian dan pengamatan yang berkesinambungan diperolehlah hasil yang saat ini dapat dinikmati oleh masyarakat sebagai bentuk pengobatan herbal.
Jamur Dewa mengandung substansi β (Beta)-D Glucan yang sangat tinggi khususnya senyawa 1,3 dan 1,6 β (Beta)-D Glucan yang memegang peranan penting sebagai antikanker dan immunomodulator (Ohno et al., 2001; Chihara et al., 1992). Jamur Dewa hasil budidaya ASIMAS telah diteliti di National Formusa University, Taiwan menunjukkan hasil bahwa kandungan β (Beta)-D Glucan sebanyak 53,5% dengan total glugan sebanyak 72,35%. Dari sample yang dikirim untuk di uji tersebut kandungan 1,3 β (Beta)-D Glucan sebesar 16,1%.
Hasil penelitian tersebut sebagaimana dilakukan oleh Dr. Misgiati (2012) terhadap Jamur Dewa hasil budidaya ASIMAS ini menunjukkan bahwa ekstak Jamur Dewa (AbM) memiliki kemampuan daya hambat pertumbuhan Sel HeLa (Sel Kanker Serviks) dengan nilai IC50 = 194,44 µg/ml. Nilai IC50 < 500 µg/ml menunjukkan efektifitas yang potensial sebagai agen antikanker. Mekanisme tersebut melalui apoptosis sel dan penghambatan siklus sel. Apoptosis adalah kematian sel secara terprogram dan secara otomatis membuat jaringan kanker berhenti berkembang. Dalam dunia medis apoptosis lazim disebut program bunuh diri sel kanker atau Suicide Program setelah memperoleh senyawa aktif tertentu.

Dua mekanisme utama Jamur Dewa dalam melawan sel kanker yaitu dengan immunopotentiation (meningkatkan respon imun) dan pencegahan secara langsung terjadinya angiogenesis (proses pembentukan pembuluh darah baru sebagai penyalur makanan bagi sel kanker).
Selain itu, Jamur Dewa juga mengandung komponen aktif lain yang berperan dalam memperbaiki  kesehatan tubuh, yang berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan dan menstabilkan tekanan darah tinggi (hypertensi), menstabilkan kadar gula dalam darah (diabetes), membantu mengurangi resiko dan menghambat pertumbuhan sel kanker, tumor, kista dan miyom serta membantu pemulihan pasca operasi dan mengurangi efek kemoterapi dan radiasi. Dengan berbagai hasil riset dapat digolongkan manfaat Jamur Dewa yang lain adalah sebagai berikut :

Dua mekanisme utama Jamur Dewa dalam melawan sek kanker yaitu dengan immunopotentiation (meningkatkan respon imun) dan pencegahan secara langsung terjadinya angiogenesis (proses pembentukan pembuluh darah baru sebagai penyalur makanan bagi sel kanker).