Ketahui Perbedaan Nyeri Sendi Encok dan Pegal Linu

nyeri-sendi-encok

Masyarakat seringkali mendatangi dokter dengan keluhan nyeri sendi , encok dan pegal linu pada bagian tubuh tertentu. Ketiga kata tersebut kini sangat akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Berbagai macam situs di internet, iklan di radio maupun televisi kemudian gencar menyiarkan informasi dan mempromosikan produk terkait dengan penyakit tersebut. Salah satu tulisan di kompasiana.com membahas mengenai istilah “asam urat”, “rematik” atau “encok” yang seringkali kita anggap merupakan penyakit yang sama. Pemahaman yang keliru tentu dapat menyebabkan penanganan penyakit menjadi tidak tepat, terutama karena banyak orang yang mencoba menyembuhkan diri tanpa memeriksakan diri ke dokter.

Nyeri sendi

Nyeri sendi, encok dan pegal linu bisa timbul oleh sebab tertentu, penyakit tertentu atau dapat juga tidak diketahui penyebabnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, nyeri diartikan sebagai sakit (seperti ditusuk-tusuk jarum atau seperti dijepit pada bagian tubuh). Ketika seseorang merasakan nyeri pada bagian tubuh tertentu dapat merujuk pada beberapa gejala suatu penyakit. Misalnya jika pasien merasakan nyeri punggung bagian bawah, nyeri tersebut dapat disebabkan oleh berbagai penyakit seperti infeksi, osteoporosis, reumatoid artritis, patah tulang ataupun adanya tumor. Oleh sebab itu jika pasien merasakan sakit yang tidak wajar terutama di bagian punggung bawah sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter karena sakit di tempat yang sama dengan orang lain belum tentu menderita penyakit yang sama.

Encok

Encok diartikan sebagai penyakit pada tulang. Dijelaskan bahwa encok dapat terjadi pada ibu jari kaki, persendian lain seperti lutut dan pergelangan. Serangannya biasanya muncul di waktu malam atau menjelang pagi. Penyakit ini dapat disebabkan oleh adanya pembentukan kristal asam urat pada kult, persendian dan juga ginjal. Ketika kadar asam urat meningkat dalam darah, asam urat kemudian akan membentuk kristal pada persendian, hal inilah yang akan memicu adanya serangan encok. Ditulis oleh Vera Farah Bararah dalam situs doktersehat.com bahwa encok sering disebut asam urat, tapi penyakit ini berbeda dengan rematik. Kata “rematik” digunakan sebagai sebuah istilah untuk menyatakan rasa sakit yang diakibatkan salah satunya oleh asam urat. Keluhan rematik selalu memiliki penyebab dan asam urat merupakan salah satu penyebabnya sehingga berarti rematik tidak selalu disebabkan oleh asam urat. Rematik dapat disebabkan oleh bermacam-macam penyakit seperti pengapuran sendi (osteoartritis), kegemukan, cedera ataupun infeksi.
Dibahas pada website halosehat.com dan health.detik.com beberapa hal yang menyebabkan seseorang terkena encok yakni:

  1. Kelebihan berat badan. Hal ini karena terdapat lebih banyak jaringan yang bisa dipecah atau berganti sehingga memicu meningkatnya produksi asam urat.
  2. Terlalu banyak mengonsumsi minuman beralkohol. Hal tersebut dapat mengganggu keluarnya asam urat dari dalam tubuh sehingga meningkatkan risiko terkena asam urat.
  3. Adanya gangguan enzim yang bisa menyebabkan seseorang terkena gejala asam urat. Gangguan pada salah satu enzim yang yang membantu pemecahan senyawa purin yang membuat seseorang dapat terkena encok jika mengonsumsi makanan yang mengandung purin.
  4. Akibat faktor genetik, meskipun tidak terlalu besar namun 18 persen genetik berperan sebagai faktor risiko encok.
  5. Kerusakan sendi yang bisa menyebabkan zat purin mengisi celah-celah sendi sehingga berakibat menimbulkan bengkak, rasa nyeri, bengkak, panas dan menimbulkan ruam merah. Sendi yang mengalami pergeseran juga bisa menyebabkan seseorang terkena encok.

Pegal linu

Pegal Linu sering dikaitkan sebagai hasil akibat pekerjaan berat. Sebuah tulisan pada website health.detik.com menerangkan bahwa pegal linu bisa menyerang daerah leher, punggung, lengan, kaki dan pundak yang biasanya disebabkan oleh kekauan pada otot. Pegal linu yang ringan dan tanpa disertai kondisi medis tertentu biasanya akan sembuh dengan sendirinya selama beberapa hari. Pegal linu yang disertai rasa sakit kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor seperti ketidak seimbangan mineral (kalsium, kalium, magnesium dan natrium) yang mengontrol antara kontraksi dan relaksasi, kurangnya fleksibilitas tubuh, salah posisi tubuh saat mengangkat beban atau duduk sehingga mengganggu otot atau sendi tubuh dan ada kemungkinan akibat dehidrasi. Namun rasa pegal linu juga bisa disebabkan oleh infeksi dari luar seperti virus influenza, cacar air atau herpes yang umumnya menyebabkan rasa pegal dan linu sebelum munculnya gejala yang lebih spesifik, selain itu juga dapat dikarenakan kondisi medis lainnya seperti rheumatoid arthritis atau multiple sclerosis.
Nyeri, encok dan pegal linu memiliki cara penanggulangan yang berbeda karena memiliki sebab berbeda meskipun terkadang terasa pada tempat yang sama. Prinsip pengobatan yang paling manjur adalah mengetahui jelas penyakit dan penyebab dari penyakit tersebut sehingga penyakit dapat ditangani secara tepat dan menurunkan kemungkinan timbulnya efek samping. Oleh sebab itu sangat penting untuk memeriksakan diri ke dokter dan berkonsultasi tentang pengobatan dengan tenaga kesehatan terutama Apoteker. Dengan demikian kekeliruan persepsi dan kesalahan pengobatan dapat dihindari.
Kini tersedia !!!
Produk Herbal untuk mengatasi encok dan pegelinu terbuat dari ekstrak tanaman songgolangit yang sudah dipercaya untuk membantu mengatasi nyeri, encok dan pegelinu. Tridax Procumbens Kaplet merupakan produk herbal yang di proses dengan standart CPOTB dan GMP.
3 Alasan Utama Kenapa Anda Harus Memilih Tridax Procumbens:

  1. Tridax Procumbens diproses dengan proses produksi sesuai standart GMP dan CPOTB
  2. Tridax Procumbens terbuat dari ekstrak tanaman – tanaman tradisional asli indonesia
  3. Tridax Procumbens telah mendapatkan izin BPOM dengan nomor  TR. 063560111 berikut sertifikasi Halal MUI : 07130014641012

Dimana Tridax Procumbens bisa di dapatkan?
Silakan cek disini untuk mengetahui alamat terdekat di kota Anda atau bisa langsung order klik Disini!!!
[product_page id=”166″]

penulis : Reni Tania