Uji Imunostimulan Agaricus Blazei Murill (Jamur Dewa)

Uji Imunostimulan Agaricus Blazei Murill (Jamur Dewa) diperoleh dari Hasil Tanam PT Agaricus Sido Makmur Sentosa

Dr. Subagus Wahyono, M.Sc.,Apt.
Dr. Ediati Sasmito, Su., Apt.
Pharmacy Gadjah Mada University
Jl. Sekip Utara – Yogyakarta

Uji Imunostimula Jamur  Agaricus blazei Murill  mempunyai kemampuan sebagai imunostimulan nonspesifik yang lebih baik dibandingkan dengan kontrol imunostimulator. Berikut akan di jelaskan tentang Uji Imunostimulan. Makrofag (makros=besar; phagein=makan) adalah salah satu sel yang berperan dalam sistem imun. Makrofag diturunkan dari sel darah putih spesifik yang disebut monosit. Monosit dan Makrofag adalah sel-sel fagosit, berperan dalam respon pertahanan nonspesifik (imunitas alami) dan respon pertahanan spesifik (imunitas perolehan, imunitas yang diperantai sel) dalam tubuh vertebrata.
Perannya adalah menfagosit (menelan dan menghancurkan) sel-sel asing dan sel patogen sebagai yang menetap atau bergerak (mobil), dan menstimulasi limfosit dan sel sistem imun yang lain untuk merespon sel patogen tersebut.
Dengan mengetahui aktivitas fagotosis makrofag terhadap sel asing atau lateks (dalam hal ini lateks yang ukurannya sama dengan sel patogen), maka kita dapat menggunakannya sebagai dasar untuk mengetahui apakah suatu senyawa uji dapat meningkatkan aktivitas makrofag atau senyawa uji tersebut dapat berfungsi sebagai imunostimulator atau dapat meningkatkan respon imun (respon kekebalan) nonspesifik dan respon imun spesifik yang diperantai sel.

Isolasi dan kultur makrofag

Cara Kerja:

Mencit dibunuh dengan narkose menggunakan kloroform. Mencit diletakkan dalam posisi telentang, kulit bagian perut dibuka kemudian dibersihkan dan diberi selubung peritoneumnya dengan alkohol 70% kemudian disuntikkan 10 ml medium RPMI dingin ke dalam rongga peritoneum, ditunggu selama 3 menit sambil digoyang-goyang secara perlahan. Cairan peritoneum dikeluarkan dari rongga peritoneum dengan cara menekan rongga dalam dengan 2 jari, cairan diaspirasi dengan spuit injeksi, dipilih pada bagian yang tidak berlemak dan jauh dari usus. Aspirat disentrifuse pada 1200 rpm, 4°C selama 10 menit. Supernatan dibuang, pellet diresuspensi dengan RPMI yang mengandung FBS 10%. Jumlah sel dihitung dengan hemositometer dan ditetapkan viabilitasnya dengan larutan trypan blue kemudian ditambahkan dengan medium komplet sehingga didapatkan suspensi sel dengan kepadatan 2,5 x 10  /ml.

Uji Fagositosis Makrofag

Uji kemampuan fagositosis nonspesifik dilakukan menurut leijh et al. (1986) dengan menggunakan latex beads diameter 3 µm. Latex diresuspensikan dalam PBS sehingga didapat konsentrasi 2,5 x 10  /ml.

Kesimpulan :
Dari uji in vitro dapat diambil kesimpulan, bahwa ekstrak Jamur Dewa (kadar 1,25 mg/mL) yang diperiksa mempunyai kemampuan sebagai imunostimulan nonspesifik yang lebih baik dibandingkan dengan kontrol imunostimulator, yaitu ekstrak tanaman A dan ekstrak tanaman B (kadar masing-masing 5 mg/mL).

Recommended Product

[product_page id=”162″]